14 Desember 2010

Past journey to Babel

Bangka, khususnya penduduknya yang beretnis China sedang berbenah mempersiapkan perayaan Ceng Beng atau sembahyang kubur. Lampion merah telah terpasang sepanjang jalan menuju kuburan China yang konon kabarnya terbesar se-Asia Tenggara di kota Pangkal Pinang. Pada momennya nanti yang berlangsung pada tanggal 1 hingga 5 April akan datang warga etnis Thionghoa dari berbagai daerah bahkan hingga dari China, Hongkong dan sekitarnya. Kabarnya pada jaman penjajahan dahulu kala, penjajah mendatangkan warga dari China daratan yang digambarkan berkepala botak namun berambut kepang panjang dibelakangnya untuk bekerja di Bangka sebagai pekerja kasar. namun seiring perkembangan zaman, etnis China kini telah merajai perekonomian diwilayah ini. Maka hampir setiap momen-momen besar etnis China, Bangka ramai dikunjungi karena dianggap sebagai tempat nenek moyang mereka ketika pertama kali tinggal di Indonesia.

Kunjungan kali ini ke Prov. Kepulauan Bangka Belitung, negeri serumpun sebalai, mengajarkan untuk tetap bersatu walau berbeda etnis dan latar belakang, menghormati serta menghargai juga mendulang kesuksesan yang berawal dari suatu perjuangan yang pahit.. Semangat!

Tidak ada komentar: